Tiga Langkah Membentuk Karakter Bangsa

Dirangkum oleh Johan P. Hadinoto dari esai karya Fidelis Waruwu


Akhir-akhir ini media massa seringkali menyoroti sebuah fenomena yang melanda seluruh sendi kehidupan bermasyarakat, yaitu masalah karakter. Orang-orang yang seharusnya menjadi teladan, kerap kali menunjukan karakter yang tidak pantas dan egois.

Dalam keadaan seperti ini, dapatkah sekolah-sekolah memberikan jalan keluar untuk pendidikan karakter bangsa ini?

Pada dasarnya proses pembentukan karakter dimulai dari keluarga. Namun, Quintillian mengemukakan bahwa sekolah sebagai wahana pembelajaran dan pengembangan kepribadian juga berperan penting dalam membentuk karakter peserta didiknya.

Ada tiga langkah yang bisa dilakukan sekolah untuk membentuk karakter (character building). Pertama, seluruh warga sekolah merumuskan sebuah visi dan komitmen bersama untuk fokus dalam setiap kegiatan pribadi maupun kelompok, Para guru harus menjadi contoh bagi para siswanya dalam menaati komitmen bersama.

Dengan demikian, karakter dapat ditumbuhkan ketika orang memahami apa itu karakter (moral knowing), kemudian mengalami sendiri bagaiman situasi yang nyaman ketika saling menghargai (moral feeling) dan terus-menerus diajak untuk melakukan karakter tersebut (moral behavior).

Kedua, melakukan follow up, evaluasi terus-menerus terhadap visi dan komitmen bersama tersebut. Dalam follow up, ada hubungan timbal balik dalam membahas hal-hal yang telah dilakukan. Akan ada saran dan kritik yang dapat dijadikan input dan bersifat membangun.

Ketiga, terjadi ketika semua sudah menyadari bahwa karakter penghargaan itu telah menjadi bagian dari kehidupan harian masing-masing anggota komunitas sekolah, maka dilanjutkan dengan karakter berikutnya. Misalnya, karakter tanggung jawab. Diskusi kembali diperlukan untuk membahas tentang bagaimana karakter tanggung jawab itu bisa dilaksanakan. Kemudian semua karakter dapat dilaksanakan dan dievaluasi terus menerus.

Demikian tiga langkah sederhana yang dapat dilakukan sekolah untuk menjadi sebuah komunitas tempat para peserta didik dan guru mengalami transformasi diri menjadi pribadi-pribadi tangguh yang berkaraker moral tinggi.


*)Gambar dipinjam dari sini

Comments

Popular Posts