Makna Manusia sebagai Makhluk Berbadan
Plato (427–347 SM) maupun Plotinus (203–270) menurunkan derajat berbagai fungsi ragawi ke kondisi negatif ketidakandalan dan fungsi-fungsi dasar. Dalam hal ini, tubuh ibarat penjara bagi jiwa yang menghambat fungsi-fungsi jiwa yang lebih tinggi dan merupakan kesejatian manusia.
Periode Kristenitas yang dimulai dengan kepemimpinan Santo Paulus (10–64 M) menyatakan bahwa setiap manusia terdiri dari sebuah esensi, yakni jiwa, yang menunjukkan eksistensinya melalui tubuh. Paulus memandang tubuh fisik sebagai sesuatu yang jahat dan tidak adekuat. Oleh karena itu diperlukan keyakinan kepada Tuhan untuk mengatasi nafsu dan nalar.
Manusia sebagai makhluk berbadan diartikan sebagai keharusan manusia memiliki badan sebagai materi eksistensialnya. Meskipun esensi dari manusia adalah jiwa, tanpa badan, jiwa belum dikatakan sebagai manusia. Manusia adalah kesatuan antara jiwa dan badan. Jiwa merupakan pusat pemikiran, gagasan, dan motivator sedangkan badan merupakan pelaksana seluruh kegiatan. Hubungan antara jiwa dan raga ini membentuk manusia secara utuh.
Badan manusia diidentikan dengan mesin yang melaksanakan kegiatan-kegiatan fisiologi yang menunjang kehidupannya. Dengan adanya badan, manusia mampu menunjukkan eksistensinya. Badan yang berwujud materi merupakan entitas manusia, yang menjadikan manusia ‘ada’.
Manusia tidak dapat dipisahkan dari badannya. Terpisahnya antara jiwa dan badan menyebabkan kematian. Namun di sisi lain, badan juga tidak dapat diidentikkan dengan manusia. Manusia sepenuhnya adalah gabungan/ hubungan/ kompleksitas antara jiwa dan badan.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk berbadan memiliki makna bahwa manusia memerlukan badan sebagai materi eksistensialnya, sebagai penggerak, dan pelaksana seluruh kegiatan. Manusia tidak dapat dipisahkan dari badan karena badan merupakan salah satu elemen penting yang menyusun manusia (selain jiwa).•
Bibliografi
Brennan, James F. 2003. Sejarah dan Sistem Psikologi Edisi Ke Enam. Jakarta : Rajawali Press.
Team Dosen UPT-MKU Unika Widya Mandala Surabaya. Diktat Filsafat Manusia. Surabaya : Unika Widya Mandala.
Comments
Post a Comment