Metamorfosa Gaya Menulis Saya


Bertahun-tahun saya menumpuk berbagai naskah cerita, yang kebanyakan hanya dibaca sendiri atau oleh segelintir teman dekat saya. Naskah-naskah tersebut saya simpan dalam sebuah kardus kertas rim. Ketika saya mencoba untuk membaca kembali naskah-naskah cerita (cerpen, novel, puisi, prosa) yang pernah saya tulis, saya menemukan metamorfosa dalam gaya penulisan saya.

Puisi pertama saya "Natal Tlah Tiba" [2000] yang akhirnya memenangkan Lomba Menulis Puisi Natal tahun 2000 menggambarkan tentang seorang anak yang menantikan Natal tiba. Puisi tersebut bagi saya lebih mengarah pada prosa liris, yang dipengaruhi oleh lirik lagu-lagu Natal yang saya dengar masa itu.



Cerpen pertama saya "Menabung Itu Penting" [2001] menceritakan mengenai tokoh bernama Wayan yang bercita-cita menjadi pelukis. Dalam masa itu, buku yang saya baca praktis hanyalah buku textbook pelajaran Bahasa Indonesia untuk SD. Maka saya menemukan gaya bahasa saya sangat dipengaruhi oleh tata bahasa dalam textbook tersebut. Saya belajar banyak dari cerita-cerita dalam textbook zaman SD (yang sampulnya berwarna biru, tapi saya lupa judulnya). Saya belajar bagaimana menuliskan kalimat langsung-tak langsung, mengatur plot, mengatur titik koma, serta deskripsi setting.

Cerpen saya masa SMP "Antara Kau dan Aku" [2004] menceritakan mengenai tokoh bernama Jordan, anak dari ayah seorang sopir dan ibu seorang penjahit yang bersahabat dengan Peter, anak seorang pengusaha sepatu. Cerpen ini bercerita mengenai kesenjangan sosial yang diangkat dalam tema remaja.
Saya menulisnya dalam waktu 3 jam, dengan kertas double folio dalam Lomba Cerpen Remaja 2004 dan akhirnya menang sebagai Juara Pertama. Inilah cerpen pertama saya yang menyinggung masalah sosial dalam plotnya. Saat itu, saya banyak membaca cerpen koran mingguan Jawa Pos maupun Kompas. Masa itu, gaya menulis saya sangat dipengaruhi oleh cerpen mingguan.

Novel pertama saya semasa SMA "Lopheromon" [2006] menceritakan mengenai sepasang tokoh bernama Joshua dan Stella. Sepasang sahabat yang seringkali berdiskusi mengenai sains dan cinta. Fiksi ilmiah pertama yang saya tulis hingga mencapai 17 ribu kata. Novel ini dipengaruhi oleh novel Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh karya Dee, yang saya pinjam dari teman saya. Gaya menulis saya berkembang. Saya menggunakan dua sudut pandang, penulisan dialog lebih ringan dengan selipan teori-teori ilmiah sederhana (sekitar Newton dan reaksi katalisis). Pada masa itu, saya lebih cenderung deskriptif.

Kumpulan cerpen saya "Spasi Koneksi" [2008] terdiri dari 9 cerita pendek dan 9 puisi, serta 9 komposisi lagu karya Ricky Indra, salah satu teman saya. Spasi Koneksi ini dipengaruhi oleh Filosofi Kopi dan Rectoverso karya Dee. Deskripsi cerita yang personal, tanpa nama tokoh, dan kesan kontemplasi mendalam dalam setiap cerita terasa pekat. Salah satu cerpen yang berjudul "Sembilan" saya anggap sebagai puncak penulisan saya. Deskripsi dan narasinya halus, alurnya kuat, serta jalan cerita yang sederhana namun menyentuh. Masa-masa ini, saya mempelajari bagaimana menulis dari sudut pandang orang kedua (seperti menulis surat).

Cerpen "Lovaccino" [2009] yang akhirnya memenangkan Lomba Menulis Cerita Pendek LPM-FT 2009, menceritakan mengenai kisah cinta remaja sesuai tema lomba: Antara Cinta dan Persahabatan. Saya mencoba menuliskannya dengan ringan, menyelipkan sedikit bumbu kontemplasi pada tengah-tengah cerita. Membaca Lovaccino, saya istilahkan 'seperti menikmati cappuccino kala hujan'. Manis, ringan, tapi terasa dalam.

Beberapa buku mempengaruhi sudut pandang dan gaya penceritaan saya. Deskripsi suasana dan setting waktu, saya pelajari dari novel-novel Ayu Utami (Saman, Larung, Bilangan Fu). Deskripsi budaya dan antropologi sosial masyarakat saya pelajari dari Andrea Hirata (Laskar Pelangi, Dwilogi Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas). Narasi dan dialog saya pelajari dari karya-karya Dee (Seri Supernova, Filosofi Kopi, Rectoverso, Perahu Kertas). Puisi dan prosa dari karya Fahd Djibran (A Cat in My Eyes, Curhat Setan).

Saya juga membaca beberapa buku yang sedikit-banyak mempengaruhi teknik bertutur saya dalam cerita: Negeri Para Peri (Avianti Armand), Jukstaposisi (Calvin Michel Sidjaja), serta beberapa cerpen koran minggu karya penulis Sunlie Thomas Alexander. Dalam menulis artikel, saya terpengaruh gaya analisis kritis Soe Hok-gie.

Saya masih belajar. Lewat blog ini, saya menemukan sebuah 'wadah' untuk menampung sejarah pelajaran menulis saya.

Sampai sejauh ini, isi tulisan saya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Setiap penulis memiliki ide untuk dibagi, dan cara penulisannya pun bermacam-macam. Saya masih dalam tahap belajar untuk menemukan gaya penulisan yang khas saya. Mungkin suatu hari, ketika saya yakin akan jatidiri gaya penulisan saya, saya akan mendapati karya yang benar-benar dipengaruhi oleh sisi terdalam diri saya.




*) Gambar dipinjam dari sini

Comments

Popular Posts