Jakarta-Melbourne via SMS
Malam ini kamu SMS lagi.
‘Bagaimana kabarmu?’ demikian tulismu yang kau kirimkan jauh-jauh dari seberang samudera.
Kamu pikir enak. Setelah sekian lama kamu baru menghubungiku lagi.
Kamu pikir enak. Setelah sekian kama kamu menghilang dan kudengar kamu sudah ada yang punya. Dimanakah tempatku saat ini? Masih adakah sedikit celah dalam hatimu, untuk kujenguk sebentar saja.
Lalu aku bisa berdamai dengan kenyataan.
Untuk apa pula kamu menanyakan kabarku. Sekedar basa basikah?
‘Aku baik-baik. Kamu?’ balasku.
Maaf kalau aku tergoda untuk membalas SMS darimu. Aku hanya mencoba untuk menjawab pertanyaanmu. Meskipun banyak perasaan yang hendak keluar kembali. Bagiku, lebih baik kamu tidak muncul di saat-saat tak terduga seperti ini.
Aku berada di posisi yang salah. Bersalah padamu jika aku tak membalas SMSmu. Bersalah pada orang yang memilikimu seandainya aku membalas SMSmu.
Telepon genggamku berdering lagi.
‘Lagi sibuk ya? Belajar?’ tanyamu.
Perasaan itu melandaku lagi. Gelombang itu datang lagi. Sensasi panas dingin kembali menyerangku seiring badai dalam hati.
‘Nggak, cuma lagi baca. Besok ada praktikum.’ Jawabku.
Aku kebingungan.
Hening.
Tahukah kamu betapa beratnya menanggung perasaan ini sendirian? Bisakah kamu merasakan perpisahan yang dialami sendirian?
Lagu itu mengalun lagi. Telepon genggamku berdering lagi.
‘Sori kalau ganggu. Ya udah deh. Lanjutin aja belajarnya.’ Balasmu.
Sampai disinikah? Lalu kamu ingin mengakhirinya begitu saja? Setelah badai besar yang kau hembuskan padaku. Setelah bola salju itu kau gelindingkan padaku. Kamu ingin mengakhirinya begitu saja?
Atau kau juga sedang dilanda perasaan yang sama? Perasaan bersalah yang membuat kita enggan untuk masuk kembali dalam keakraban kita.
Membebaskan kembali perasaan yang memenjara hati selama ini. Untuk sekedar menikmati sisa-sisa kilaunya sebentar saja...
‘Nggak ganggu kok. Gimana kuliahmu?’
'Asyik2 aja. Gimana Melbourne?'
'Dingin'
Aku sudah terjebak dalam jerat ini. Aku tak kuasa.
Jika aku bisa menghentikan waktu, lalu menyimpan detik ini. Ingin kusimpan kenangan detik ini bersamamu. Ingin kuekstraksi semua kenangan ini lalu kumasukkan dalam kapsul untuk kukecap selamanya..
Malam ini akan jadi malam panjang.
Dan aku rasa SMS kita tidak akan berakhir di sini.
Aku tak tahu.
Kamu pikir aku bisa tidur malam ini?
...aku tak yakin.(***)
XJD, 22022010, 01:40 EST
Comments
Post a Comment