Sebuah Prosa Ulang Tahun
Sahabatku, izinkan aku bercerita sedikit saja tentangmu...
Lama kita telah saling kenal dan bersama. Dan malam ini adalah hari jadi kedua puluh sejak kebersamaan kita. Telah banyak yang kita lalui, sudah pekat memori menghiasi hari-hari kita sepanjang dua puluh tahun ini.
Kau pasti sedang menanti, sambil berharap-harap cemas. Kira-kira kado apa yang akan kuberikan padamu. Di hari yang cuma datang sekali seumur hidup. Kau pasti mengharapkan lebih daripada sekedar peluk cium yang hangat, karangan bunga yang wangi, atau sebentuk jam tangan mahal.
Kado apakah yang kau inginkan dariku? Aku tak ingin menjawabnya sekarang. Kubiarkan kau bermesraan dengan angan-anganmu, dengan hening malam, dengan desir angin, dengan langit malam yang sepekat kopi. Yang kau nikmati dalam kesendirianmu, dalam perenunganmu.
Keheningan adalah hadiah ulang tahun paling berharga, katamu suatu hari. Ulang tahun selalu membawamu pulang kembali, ke dalam pelukan hangat selimut jiwa. Ke dalam rumah lama dalam batinmu, lalu kau temukan keindahan di sana, yang tak pernah kau sadari kehadirannya selama ini.
Kau selalu berharap hari ulang tahunmu akan menjadi hari paling spesial sepanjang tahun. Bukan sekedar pesta pora nan meriah, atau merayakan hari jadimu dengan beramai-ramai bersama kerabat dan saudara. Kau selalu ingin sendiri, menatap pekat angkasa sambil membuka kembali album kebersamaan kita.
Apa yang kau harapkan dariku? Orang yang paling mengerti dirimu, orang yang paling dekat denganmu, sejiwa, seia sekata.
Tahun lalu kau hanya berharap untuk kutemani, di hari paling istimewa sepanjang tahun. Hanya sekedar menemanimu berkelakar tentang tahun-tahun kebersamaan kita. Sekedar memandangmu bersemangat mengenang masa kecil kita. Lalu diam memenuhi atmosfer kita.
Apakah tahun ini kau menginginkan aku untuk ada di sampingmu lagi?
Aku selalu rindu menemanimu melewati ulang tahun. Bagimu, ulang tahun bukan sekedar prosesi perayaan kelahiran. Bagimu, ulang tahun adalah sebuah stasiun, dimana kenangan dan memori yang mengendap akan dibawa pulang ke hatimu yang lama. Aku merindukan kenangan-kenangan kita. Aku kangen membuka kembali kotak-kotak yang kau beri label masa lalu. Lalu kita ingat kembali momen-momen berharga kita.
Ulang tahun selalu membawamu untuk kembali padaku. Akulah hatimu yang lama. Akulah tujuan, tempat kereta kenanganmu berakhir. Eksistensimu tidak sempurna jika aku tiada. Dan kau hanya ingin aku ada.
Disinilah aku malam ini, menemanimu melewati malam ulang tahun paling indah, karena usia dua puluh tidak datang dua kali. Kau hanya ingin berdua saja denganku, dengan langit bertabur bintang dan keheningan yang sepekat kopi pahit.
Lalu kau pulang, menilik kembali hati lamamu.
Inilah hadiahku untukmu, meskipun hanya sebuah surat pendek. Namun aku yakin bahwa aku telah mengungkapkan semuanya. Cukup sekian saja, karena berpanjang-panjang membuatku berbasa-basi.
Selamat ulang tahun untuk sahabat terbaikku selama ini: AKU.
Selamat ulang tahun, sekali lagi.
Kalijudan, 2010
9 Maret, 20:20
*)Gambar dipinjam dari sini
wow! what a good poem jo..
ReplyDeleteit reminds me that birthday is so important, thank you~ ..^^..
GREAT..
ReplyDelete