Chemeng 08, LGM, dan Sejumput Kisah yang Menyusul Jadi Abu

Sebelumnya, saya menginformasikan bahwa cerita di bawah ini adalah kisah personal, semacam curcol murahan yang mungkin kurang terlalu penting untuk disimak. Bagi mereka yang di luar Chemeng08 mungkin agak bingung membaca cerita ini. Bagi yang ingin membaca, silakan. Bagi yang tidak ingin membaca, saya ucapkan terima kasih setidaknya Anda sudah membuka halaman ini :)



Dua hari ini saya mengikuti perkembangan timeline Twitter teman saya Gideon Fransisco (@bakpao_cikyon) dan hashtag #sharepengalaman yang ia tulis. Jarang-jarang teman saya satu ini membagi cerita hidupnya, apalagi di media sosial. Ceritanya sederhana, seputar pengalaman dan kisah-kisah yang ditulis dari sudut pandangnya, bagaimana ia berubah dari siswa SMA menjadi mahasiswa. Cerita lalu berkembang jadi lebih luas, dan jujur, dari ceritanya saya baru tahu mengapa ia terkesan pendiam di awal-awal perkenalan kami. Tweet demi tweet merangkak menuju dimensi waktu yang lebih maju, membahas tentang teman-teman sekelasnya, tentang mata kuliah, tentang dosen favorit, dan segala hal remeh-temeh yang sederhana namun sangat berkesan, terutama bagi kami yang menyaksikan dan merasakan langsung peristiwa tersebut. Buat saya pribadi, kisah-kisah di timeline-nya membentangkan lagi beberapa memori yang sudah terlupa, semacam memoar otobiografi yang menyimpan catatan sejarah.



Akhirnya sampailah saya pada bagian LGM. Saya tersenyum, mengingat kata satu ini. Empat tahun lalu organisasi iseng ini didirikan atas dasar keisengan dan kurang kerjaan. Berbagai kisah lucu, gosip murahan, dan komik-komik asal jadi yang diupload ke website pribadi Chemeng08 cukup memicu kehebohan di antara kami pada masa itu. Saya masih ingat, di bulan pertama setelah launching jumlah pengunjung web kami menunjukkan angka yang bombastis. Napas hidup LGM hanya berlangsung 1 semester, karena di semester ke dua mulai banyak tugas dan kami dipaksa untuk fokus lebih banyak pada mata kuliah.

Merenungi lagi Chemeng08 masa itu, saya masih ingat bagaimana proses kami berkenalan. Mulai masa-masa PPK, Fun Days, hingga persiapan menyambut Welcome Party menjadi semacam benang yang merajut kami semua. Minggu-minggu awal yang dingin mulai berkembang menjadi akrab. Saya masih ingat betapa narsisnya zaman itu. Dipicu oleh kepala suku kami, Purnomo Afuk, yang selalu stand by dengan kameranya untuk mengambil gambar, kami dengan sengaja berpose dengan berbagai macam gaya, mulai bibir monyong hingga senyuman sok manis yang malah lebih mirip buaya.

Ketika bentangan kisah itu dihadirkan kembali, ternyata waktu 4 tahun bukanlah waktu yang singkat. Masa 4 tahun ternyata cukup mampu mengeringkan keakraban. Menjadi saksi dan ikut terlibat dalam pasang surut kejadian seputar Chemeng08 membuat saya sadar, betapa sekarang dan 4 tahun lalu bedanya seperti langit dan sumur.

Dari Agustus hingga Desember 2008 adalah masa-masa ketika kami masih berada dalam proses adaptasi dengan lingkungan sosial yang baru, dengan teman-teman baru, dan sebagian lagi dengan tempat tinggal yang baru. Bulan-bulan itu berlanjut hingga beberapa semester setelahnya, sepertinya adalah masa-masa puncak dalam hubungan pertemanan kami. Saya ingat betul bagaimana kami dengan bahagianya mengikuti kegiatan Oase Spiritual. Juga kejadian-kejadian seperti tragedi makan siang yang berakhir ‘agak’ ricuh dengan pihak panitia. Berlanjut dengan LKMM bulan November 2008 yang penuh euforia. Kami tertawa bersama, kami mengobrol bersama, tanpa ada batasan atau keengganan.

Di tengah acara berlangsung, seorang kakak angkatan atas pernah menyeletukkan komentar sinis: “Paling-paling akrabnya cuma di semester-semester awal. Nanti-nanti juga bakal ketahuan belangnya masing-masing”. Saya, yang waktu itu masih optimis dengan keakraban kami langsung menanggapi: “Nggak lah, kita bakalan langgeng kok”. Si kakak ini langsung menjawab: “Ah, angkatanku dulu juga gitu. Liat aja nanti,”. Saya diam, lalu pergi menjauh. Malas membahas, enggan berdebat.

Setelah direnungkan lagi, mungkin perkataan si kakak ini ada benarnya. Menyatukan 38 kepala (nantinya menjadi 36) menjadi satu pikiran ternyata lebih rumit daripada menyelesaikan diferensial parsial. Entah karena beban akademik yang mulai berat, entah karena prinsip yang tak lagi sama, kami mulai mencari jalan sendiri-sendiri. Seperti radioaktif yang punya waktu paro, hubungan kami juga punya masa pecah. Ketiga puluh enam kepala ini akhirnya membentuk koloni masing-masing, sebagian lagi menjadi radikal bebas yang tidak bisa memutuskan akan terikat di mana.

Bukan itu saja. Masih untung kalau hanya terpecah-pecah, masalahnya: lama kelamaan komunikasi diantara kami mulai renggang. Kesalah pahaman pun sering terjadi dan sebagian lagi tak menemukan klarifikasi. Seiring berjalannya waktu, kami mulai membatasi diri. Ada semacam lapisan keras yang membatasi masing-masing kelompok. Satu cerita bisa punya berbagai macam versi yang kita tak pernah tahu mana yang benar atau salah. Semua tergantung persepsi dan justifikasi masing-masing. Bibit-bibit negatif ini diperkeruh dengan adanya silang komunikasi, yang tadinya topik AB jadi AC, lalu diteruskan ke telinga lain jadi BD hingga DE yang bahkan tak ada hubungannya sama sekali dari topik awal. Cerita kami berubah dari yang awalnya semacam sinetron “Persahabatan Bagai Kepompong” menjadi semacam “Dendam Mertua-Menantu”, tak jelas lagi mana yang antagonis mana yang protagonis. Kepompong yang imut berubah jadi ular berbisa berlidah cabang.

Saya ingin optimis tapi susah, semacam benang kusut yang tak jelas lagi mana ujung pangkalnya. Saya bahkan tidak tahu posisi saya ada di mana. Lama-lama saya muak, lalu diam dan tak peduli. Semacam peran pembantu rumah tangga yang cuma bisa memandangi majikannya ribut mulut. Tapi tak ada yang bisa luput, saya yang diam akhirnya juga terseret-seret dalam pusaran sinetron murahan tak kunjung berakhir.

Mungkin penyebabnya hanya satu: kita sulit menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Semua hanya karena cara pandang kita akan talenta dan cacat yang dimiliki orang lain. Tak ada pihak yang harus disalahkan, hanya introspeksi personal. Tanyakan pada diri Anda sendiri. Saya masih berharap semuanya akan berkembang lebih baik dan kembali seperti semula, seperti password website LGM: “Solid Class”. Namun jika memang sulit, setidaknya marilah kita perbaiki diri, urus diri masing-masing, dan pelan-pelan merobohkan tembok pembatas. Kalau memang tidak ada untung-ruginya, tak usah membahas gosip-gosip murahan tanpa klarifikasi yang belakangan malah jadi bencana. Mari kita saling dukung keputusan masing-masing, kalau ada untungnya silakan dinikmati, kalau merugikan jangan diurusi.


Dalam beberapa bulan, Chemeng08 akan tamat, website LGM juga sudah tak laku. Saya berharap paling tidak cerita ini akan berakhir bahagia. Saya juga yakin kalian semua berharap demikian.

Kalaupun curhat colongan saya ini terkesan alay, lebay, dan tak tahu diri, saya mohon maaf. Setidaknya dengan menulis ini beban saya berkurang, karena berbicara lisan pun tak sanggup merangkum semuanya. Saya tidak butuh komentar karena saya juga tidak memaksa kalian untuk mengikuti hingga alinea ini. Saya hanya titip pesan untuk direnungkan sendiri-sendiri.

Masihkah kita solid? Sesolid intan ataukah solid tapi rapuh seperti abu?

Comments

  1. Benar-benar membuka memori masa lalu yang tidak akan terlupakan :)

    ReplyDelete
  2. Artikel yang bagus tapi terlihat koq kasian banget ya kita. Fiksi atau fakta nih Jo? Hehehe..
    Buat gw, kita tetep hebat koq semua, belajar menerima kekurangan, persahabatan bukan hanya mau menerima kelebihannya saja. Semakin lama berteman, memang semakin banyak kita mengenal bahkan mengenal seluruh kekurangan mereka, dari situlah apa sikap yang mau kita ambil...
    Cheer you up bro! Come here, I'll give you a hug! Lol. :))

    ReplyDelete
  3. Hey guys dimanapun kamu berada, pertama gue mau ngucapin yang baru ajah lulus. congratz buat "gideon, ivon KC, Sheilla P.S, dan Yosephine Y.M" proficiat juga ya.
    Btw, tulisan ini gue buat pada saat kopi dirumah abis karena indomart udah tutup dan nggak ada kerjaan di iringi lagu nya vitamin c- graduation fufufufufufu... eniwei, gue baca tulisan johan ini yang didasarkan dari pengalaman pribadi akun dari @bakpao_cikyon a.k.a cikyon, a.k.a gideon fransisco ini menggugah sedikit perasaan gue. sekilas gue juga ngerasakan hal yang sama dengan pa yang dirasakan oleh cik yon selama 3,5 tahun kebersamaan kita.
    cukup singkat ya kebersamaan kita, dulu pas gue sma di sekolah pinggiran a.k.a frateran itu pikirannya pengen banget kuiah, ketemu kawan baru yang pastinya lebih gokil daripada temen sma, dan ternyata Tuhan mengabulkan permintaan itu, so gue dan temen sebangku gue si ivan wibisono nyemplung dah ke Teknik Kimia WM surabaya, yang dipikiran kita mah cuman 1, "masuk teknik kimia keren", jadi ntar kalo di tanya orang ga usah malu kalo di tanya soal jurusan. *LOL
    So, akhirnya gue nyemplung nih ke jurusan yang dimotori oleh bokap gue dulu yang bareng- bareng sama bu mudji, bu aan (ibu tiri gue*LOL), dan ibu nani. akhirnya hari berganti hari, sebenarnya gue sih pas mau masuk ppk pertama hati gue masih belum "jatuh cinta" sama ini jurusan, karena gue masih terpaku untuk masuk ke univ. negeri pake sarana SNM- PTN pada waktu itu, tapi setelah mencoba beberapa kali untuk test ke univ negeri sempat kalo ga asalah 4 kali ya, dan hasilnya tetap sama, "DITOLAK" fufufufufufu...
    tapi akhirnya saya masuklah ke tekkim dengan rasa kecewa dan blm "srek", tp 1 hal yang membuat saya positif waktu ppk hari pertama adalah, "gue diterima di tekkim WM dianggap sebagai anak sendiri!!!", wah enak lo rasanya but its ok, akhirnya saya menerima sebagai mahasiswa biasa dan saya yakin di sini meski saya blm "srek", masih banyak ilmu yang bisa didapatkan selain ngitung2 rumus gak jelas itu.
    pertama gue ngrasakan masuk angkatan 2008 asing banget ngelihat temen- temen yang baru serasa "freak" (sorry kasar). yep "freak" itu yang bisa gue kasi label ke kalian, but seiring berjalannya waktu gue dapet kesimpulan kalau chemeng 08 its different, dan unik... oke sob, gue paparin ya siapa kalian dimata gue, kalo ada yang ga berkenan tolong jangan dimasukin hati :)

    ReplyDelete
  4. Sebelumnya thx buat semuanya yg mereview kembali TL saya, saya jg g habis pikir akan menulis cerita2 masa2 kuliah sepanjang 3,5 tahun lalu sehabis pelepasan Farewell Party kemarin (Jumat, 20/4), perasaan itu pun bercampur aduk antara senang, sedih, tertawa, menangis, terharu, simpatik. Melihat para dosen yang hadir waktu itu (Bu Nani, Pak Herman, Pak Setiyadi (gini-gini Penasihat Akademik saya sejak tahun 2008), Bu Aning, Pak Yohanes Kurniawan, Pak Yohanes Sudaryanto, Bu Ery), rasanya seperti perpisahan SMA dulu,

    Ya Benar. Ada perjumpaan dan ada perpisahan, perjumpaan kita berawal dari waktu PPK, perpisahan bukan berarti kita pisah untuk selamanya tapi mungkin kita akan bertemu lagi 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun mendatang, sampai sepanjang usia kita.Jarak dan waktu bukan menjadi penghalang kita untuk bertemu.
    3,5 tahun kukira waktu yang lama, tak terasa saya sendiri sudah sampai di ujung persimpangan jalan lagi.

    Teman2, gideon ingin berpesan kepada kalian, dimanapun, sampai kapanpun,kita adalah solid class (kelas yang solid), meskipun sedikit ada perbedaan akibat benturan sana-sini,kita instropeksi diri kita masing2, 3,5 tahun kita pernah menempuh pendidikan di teknik kimia WM,kita pernah lalui sama2, kerja kelompok sama2, fun days & BBQ sama2, LKMM sama2, study tour bareng,kita harus tetap solid sampai kapanpun. Jangan ada perbedaan diantara kita masalah IPK,status sosial, ras, prinsip, dsb. Kita semua sama, yg pasti punya kelebihan dan kekurangan kita masing2.

    Puji syukur kepada Tuhan, saya bisa bertemu dengan kalian di Teknik Kimia WM. Itu merupakan Anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada saya.
    Saya sendiri juga belajar dari setiap share/pengalaman kalian sewaktu kita kuliah. Berbagi rasa suka, duka, pahit, manis, marah, benci kulalui sama kalian. Mungkin gideon pernah salah juga sama:

    @danulagi sempat emosi marah2 di telp waktu kendaraan motorku di jatuh'in, dan harus di masuk servis karena stir, pedal, dsb nya itu bengkok, saya minta maaf.

    Sama @luqik juga, pernah ngmng kasar via sms sempat emosi, gara2 KP pas itu, dan jadi buang muka, dan buang mulut selama 1 bulanan, hingga saya memutuskan tidak menjadi partner KP, bener2 saya minta maaf, itu kesalahanq yang paling fatal ninggalin km.

    @swita pernah emosi juga waktu KP, terakhir kalinya swita hrs ngumpulin laporan KP ke pembimbing pabrik sendirian ke Sby-Sidoarjo, I'm sorry swit.

    @aditd90s saya pernah marah2 waktu praktikum skripsi, dan sampai belani ikut PR2 karena km sakit tifus, saya minta maaf kalau kata2 saya dulu kasar sama km dit btw thx bro atas kerjasamanya, skripsi kita akhirnya kelar jg,

    @stevenA saya minta maaf jg, ngatain km terus maling penghapus, tapi itu joke kok jgn dibawa ke hati ya ven... :)),

    @sheila sorry ngrepotin km terus pas TA karena deatline jd km hrs tergesa2, sampai mesti tidur larut malam untuk kerja TA, dan mondar-mandir sana sini beli ini itu buat TA, sorry ya sheil,

    @priska sorry karna saya harus marah2 dulu baru km kerja laporan,

    @wijaya sorry wik, bila aku jarang balas sms km wik, "Ndak Punya Pulsa.... ",

    @all buat semuanya sorry kalau Gideon pernah salah sama kalian, "dimaapkan ndak nie?.... "

    Akhir kata, tetap semangat buat semuanya yang belum lulus, kalian pasti bisa! Lulus 3,5 tahun, 4 tahun, 5 tahun, tuh tidak berarti sama skali, yang penting bagaimana kita menghadapi era globalisasi/tantangan zaman dengan realita hidup itu nantinya!.
    Kita bisa jadi "Sarjana" tuh patut kita syukuri kepada Tuhan, lihat orang yang disekeliling kita, banyak anak jalanan yang putus sekolah, dan mungkin teman2 SMA kita yang tidak bisa meneruskan ke jenjang S1 karena terhambat biaya.


    Sukses semuanya!
    Semoga kita semua menjadi pengusaha2 yang sukses nantinya!

    ReplyDelete
  5. Kalau sudah ngomongin kayak beginian ane nyimak saja deh..

    ReplyDelete
  6. I love you all guys
    Ditunggu kumpul2 berikutnya dan rutin walaupun ntar udah pada kerja :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts