A Blissful Moment




Ketika kita kehilangan sesuatu, apa yang kita rasakan? Sedih, tidak rela, menyesal karena selama kita memilikinya, kita tidak pernah bersyukur? Kalau segala perasaan itu yang muncul di benak Anda ketika kehilangan, itu artinya Anda masih manusia normal.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada satu cerita yang ingin saya bagi. Saya pernah kehilangan sesuatu paling berharga dalam kehidupan saya. Sesuatu yang tidak pernah saya sadari betapa berharganya ketika ia ada. Sesuatu yang baru menampakkan betapa penting keberadaanya setelah ia tak lagi ada.

Ketika kehilangannya, saya hilang tujuan. Ibarat kapal di tengah lautan yang tak tahu kemana harus berlabuh. Ia bagaikan mercusuar yang padam sinarnya, yang hilang dan bahkan tak ada tanda-tanda akan kembali.



Saya marah, saya kecewa, saya bahkan enggan berdamai dengan diri sendiri, karena keteledoran saya menghilangkan sesuatu yang berharga itu. Lama saya bergelut dengan rasa kecewa. Harapan memang masih ada, tapi sangat kecil. Bagaikan lilin yang kesulitan menyala di tengah pusaran angin.

Tapi ada satu momen ketika saya sadar bahwa sesuatu yang hilang itu telah berada di tangan yang tepat, hati saya melumer. Ada suatu perasaan indah yang saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tak ada kata dalam bahasa Indonesia yang mampu merangkum perasaan ini, semacam blissful moment. Mungkin ini satu bentuk kebebasan, ketika kita berani melepaskan dan merelakannya. Saya merasa utuh, seolah saya baru saja membuang ganjalan dalam hati saya.

Ketika saya sadar sepenuhnya bahwa ia berada di tangan yang tepat, saya turut bersyukur. Saya bisa kembali berdamai dengan diri saya, dengan hati saya. Meski ia tak lagi ada dalam genggaman saya, namun saya yakin nasib telah membawanya ke tangan yang tepat. Kepada yang mungkin bisa memberikan apa yang tidak bisa saya berikan.

Ada pepatah mengatakan: love shall set you free. Dan saya setuju untuk itu. Kemuliaan terbaik dari cinta adalah ketika kita bisa melepaskannya, lalu kembali utuh dengan diri kita yang sebelumnya. Jika kita merasa mencintai sesuatu, kita harus berani melepaskannya. Meski keberanian itu mungkin sulit direalisasikan, tapi ketika kita berhasil mencapainya, kita akan masuk dalam satu tahap yang lebih baik.

Meski ia tak lagi ada bersama saya, tapi saya tahu, hidup akan lebih baik baginya dan bagi saya dengan keadaan seperti ini. Dan saya turut berbahagia untuk itu. Sungguh, kini saya merasa bebas dan damai.



*) Gambar dipinjam dari sini

Comments

  1. Nice share, semacam curcol yang ditulis dengan susunan yang tepat :)

    ReplyDelete
  2. Thank you. Btw ini udah agak ngelantur karena ditulis sambil ngantuk dan mabuk :)

    ReplyDelete
  3. I know that feeling too.. Nice share Jo ^^

    wow, btw, ur blog looks cool... I like the banner.. haha, it's not Sby's scenery, isn't it? =)

    ReplyDelete
  4. Thanks for reding, Von.
    No, it's not Sby. It is Yarra River on the centre of Melbourne :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts