Johan Award 2010
Inilah produk/jasa/tempat/karya seni yang layak dinobatkan sebagai the best dalam versi saya:
1. THE BEST INDONESIAN NOVEL: ‘Bilangan Fu’ & ‘Manjali dan Cakrabirawa’ – Ayu Utami (Kepustakaan Populer Gramedia)
Sepanjang tahun 2010 saya cukup banyak membaca buku, baik dari penulis Indonesia maupun penulis luar. Beberapa buku memang berkesan dalam benak saya. Namun, dari sekian banyak buku --yang ditulis oleh penulis dalam negeri-- saya memilih ‘Bilangan Fu’ dan ‘Manjali dan Cakrabirawa’.
Kenapa 2 buku? Ya, karena saya anggap kedua buku ini sebagai satu kesatuan, satu paket. ‘Bilangan Fu’ adalah gerbang awal untuk memahami jalan cerita dan tokoh-tokoh dalam
‘Manjali dan Cakrabirawa’. Saya sempat membaca ‘Bilangan Fu’ pada tahun 2008. Terkesan dengan jalan cerita dan gaya bahasanya, saya memutuskan untuk membaca kembali novel ini setelah seri kelanjutannya terbit pada medio 2010, yakni ‘Manjali dan Cakrabirawa’.
Kalau dalam ‘Bilangan Fu’ Ayu Utami menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu dari tokoh Sandi Yuda, di ‘Manjali dan Cakrabirawa’ Ayu Utami menggunakan sudut pandang serba tahu. Tapi gaya menulisnya tetap sama, sering ada kata-kata bahasa Indonesia yang jarang digunakan, plus gaya analitis yang merangkai jalan cerita.
‘Manjali dan Cakrabirawa’ menawarkan cerita berbobot dengan gaya bahasa yang sederhana, dengan alur yang sederhana pula. Namun teka-teki dan misteri di dalamnya cukup membuat pembaca penasaran, apalagi pembagian babnya yang relatif pendek-pendek. Ini yang selalu membuat pembaca merasa: ‘satu bab lagi deh!’
Overall, kedua novel ini mampu menyuguhkan pandangan spiritualitas serta ekologi secara sederhana, namun berbobot.
2. THE BEST INTERNATIONAL NOVEL: ‘The Road’ – Cormac McCarthy (Gramedia Pustaka Utama [Indonesia version] and Alfred A. Knopf [US version])
Saya melihat novel ini di etalase toko buku tahun lalu, awalnya tak tertarik melihat covernya, apalagi novel ini adalah novel terjemahan. Saya lebih tertarik membaca dalam bahasa aslinya daripada dalam bentuk terjemahan. Namun mata saya tertumbuk pada tulisan Pulitzer Prize yang disematkan di bagian bawah sampul, plus nama penulisnya: Cormac McCarthy. Saya sempat melihat wawancaranya dengan Oprah Winfrey, dari situ saya tahu bahwa penulis satu ini jarang muncul di media.
Lalu saya penasaran, saya mencoba browsing mengenai novel ini. Dan secara mengejutkan saya tertarik, maka saya membelinya pada awal 2010. Ceritanya sederhana, namun dibungkus oleh setting dunia post-apokaliptik. Tokoh-tokohnya tak bernama, seorang ayah dan anak laki-laki, serta sederet tokoh-tokoh lain yang mewarnai cerita.
Ada satu yangsaya tandai dari novel ini, adalah gaya penulisan McCarthy yang tak memakai tanda petik untuk menandai dialognya. Hal semacam ini pernah saya rasakan ketika membaca Supernova: Akar dan Supernova: Petir. Awalnya memang sulit untuk menentukan mana dialog mana narasi. Namun lama kelamaan saya mulai terbiasa.
Iseng-iseng kemudian saya mencari versi bahasa Inggrisnya. Saya dapatkan ebooknya secara gratis dari salah satu situs (sorry). Ternyata banyak bahasa Inggris yang penerjemahannya kurang tepat, sehingga keindahan bahasa(Inggris)nya tidak terlihat sama sekali setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Novel ini, menurut saya, layak dianugerahi Pulitzer Prize. Novel yang meninggalkan jejak setelah membacanya. Hubungan relasi antar manusia yang bertahan saat menjelang akhir dunia. Buku ini akhirnya difilmkan dengan judul sama, diperankan oleh Viggo Mortensen serta Kodi Smit-McPhee.
Berikut saya kutip sinopsis dari website Penerbit Gramedia:
Seorang ayah dan anak lelakinya yang masih kecil berjalan melintasi Amerika yang telah hangus terbakar, mengarah perlahan-lahan ke wilayah pantai. Tak ada yang bergerak di lanskap yang telah rusak binasa itu, selain abu yang tertiup angin. Mereka tak punya apa-apa selain sepucuk pistol untuk membela diri dari orang-orang yang mengintai di jalan, pakaian yang melekat di badan, satu kereta berisi makanan-makanan sisa---dan satu sama lain.
Pemenang Pulitzer Prize untuk kategori Fiksi, salah satu pilihan Oprah's Book Club, finalis National Book Critics Circle Award.
3. THE BEST MOVIE: ‘Bangkok Traffic Love Story’ – Sutradara: Adisorn Tresirikasem
Menonton sebuah fim, sama dengan membaca sebuah buku. Film yang bagus akan meninggalkan kesan mendalam, seperti juga novel yang bagus. Sepanjang tahun 2010 ini sederet judul film sempat saya tonton. Tapi dari sekian banyak judul, saya agak terkejut setelah menonton ‘Bangkok Traffic Love Story’.
Film ini bergenre komedi romantis, bersetting di kota Bangkok dengan budaya urban. Alurnya sederhana, seorang gadis akhir dua puluhan yang mencari pangeran idaman. Separuh film, Anda akan disuguhi adegan-adegan lucu dan konyol yang cukup membuat ngakak. Namun separuh film berikutnya, Anda akan diberondong dialog penuh filosofi dan adegan-adegan romantis, yang cukup membuat emosi Anda naik turun. Secara keseluruhan, film ini mampu menampilkan realitas serta budaya masyarakat urban masa kini.
4. THE BEST BOOKSTORE: Petra Togamas - Jalan Pucang Anom Timur, Surabaya
Saya pernah memilih toko buku ini tahun lalu, tahun ini saya memutuskan untuk memilih kembali toko buku ini sebagai yang terbaik. Saya sempat mengunjungi toko buku lain, kemudian membandingkan satu dan lainnya. Namun, toko buku satu ini tetap yang terbaik menurut saya. Bukan berarti yang lainnya jelek, tapi Petra Togamas mampu menjaga serta meningkatkan kualitasnya. Ia mampu bersaing bukan hanya dari segi diskon, tapi pelayanan yang diberikan para karyawannya patut diacungi jempol.
Saya terkesan akan sambutan yang diberikan saat memasuki toko buku ini, seuntai senyum serta sapaan ‘selamat malam’ yang hangat dan bersahaja. Demikian pula di meja kasir, pelayanan yang cepat dan ramah membuat saya selalu ingin kembali ke toko buku ini.
5. THE BEST SUPERMARKET: Superindo Darmahusada, Surabaya
Supermarket yang dibuka pada medio 2010 ini cukup dekat dari kos saya. Bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam 10 menit. Ini salah satu alasan mengapa sepanjang 2010 ini saya sering berbelanja di Superindo.
Alasan lainnya, saya memutuskan untuk mengurangi konsumsi daging sejak bulan September 2010, dan memutuskan untuk masak sendiri. Tempat ini menyediakan sayuran segar yang fresh serta bahan memasak dengan harga relatif murah bagi kantong mahasiswa.
Yang perlu ditingkatkan hanyalah keramahan karyawannya, selain itu saya rasa sudah baik.
6. THE BEST FOOD: Sate Roti Gulung Pisang – CnC Corner
Buntut dari dilaksanakannya tugas mata kuliah enterpreneurship adalah kami harus berjualan selama 6 hari. Alhasi, teman-teman kuliah saya memutar otak untuk menentukan produk yang dijual. Salah satu kelompok menawarkan aneka olahan pisang dan es buah. Dan lidah saya terjerat pada sate roti gulung pisang yang mereka sajikan.
Resepnya sederhana, pisang digulung roti tawar kemudian digoreng. Batang-batang pisang berbalut roti itu kemudian dipotong melintang kemudian ditusuk dengan lidi.
Dengan harga yang relatif murah (Rp. 1500,-), makanan ini layak dinobatkan sebagai the best food of the year versi saya.
7. THE BEST ENGINEERING SOFTWARE: SigmaPlot – Systat Software, Inc
Saya cukup terbantu dengan software satu ini. Sebelumnya, untuk mengerjakan grafik dalam laporan Praktikum Teknik Kimia saya lebih banyak menggunakan fitur ‘chart’ pada Microsoft Excel. Namun setelah diperkenalkan program satu ini, proses pembuatan plot dan grafik cenderung lebih mudah, serta tampilan yang bisa disesuaikan dengan keinginan kita.
Untuk info, software ini juga dapat digunakan untuk membuat grafik atau plot dalam bidang lain (selain engineering), namun pengalaman saya hanya sebatas pada bidang engineering. Silahkan coba sendiri, siapa tahu berguna bagi Anda.
8. THE BEST WRITING SOFTWARE: Storybook – Martin Mustun
Ide cerita bagi saya ibarat bersin, hadir sejenak lalu hilang tiba-tiba. Saya cukup terbantu dengan adanya software Storybook ini. Program ini menyajikan fitur-fitur menarik, membantu kita mengolah karakter, plot, setting, serta penataan adegan untuk menulis novel. Program ini akan menyimpan ide cerita yang hadir sekelebat, entah penokohan, entah plot, atau adegan menarik yang ingin kita masukkan dalam novel. Recommended buat penulis!
9. THE BEST GADGET: Nokia E5
Sepanjang tahun ini saya agak kecewa dengan salah satu merk ponsel lokal. Ponsel saya rusak dalam jangka waktu penggunaan kurang dari 1 tahun. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli Nokia E5, berdasar pertimbangan fitur-fitur yang saya butuhkan: Quick Office, kamera, Adobe Reader, serta music player di dalamnya. Nokia E5 memenuhi kebutuhan saya, operating systemnya yang Symbian versi 3 serta memory eksternal yang cukup besar patut diacungi jempol.
*) Demikianlah daftar apresiasi saya pada produk/jasa/tempat/karya seni yang berkesan di hati saya sepanjang tahun 2010 ini. Tulisan ini semata-mata pendapat pribadi saya sebagai seorang konsumen. Harapan saya agar produk/jasa/tempat/karya seni yang saya sebutkan dapat mengembangkan dan mempertahankan kualitasnya.
**) Kategori tahun ini mungkin sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Pemilihan kategori ini adalah preferensi saya sebagai konsumen.
***) Gambar didapatkan dari hasil googling serta dokumentasi pribadi
wow, terharu saya....
ReplyDeleteThx Jo, walo ga mention directly, tnyata qt masuk salah satu Johan Award 2010... thenkyuuw~hehe ^^b
Hehe, you're welcome. Memang pantas masuk list itu kok :)
ReplyDeletewowww
ReplyDelete